Kamis, 22 November 2012

Muharam Mengingatkan Kita

Muharam adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah atau dalam istilah jawa dinamakan wulan sura. Bulan Muharam atau wulan sura diartikan oleh sebagian orang dengan bulan yang menyeramkan, sehingga ada sebagian orang yang mempunyai kepercayaan bahwa pada bulan itu harus diadakan upacara selamatan. Diantaranya yaitu: sedekah bumi, sedekah laut dll. Tujuannya adalah Agar terhindar dari bahaya pada bulan itu. Masya Allah, luar biasa dunia ini. Pada hal dalam ajaran Islam, semua bulan itu adalah baik dan tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang menyeramkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Islam memberikan tuntunan dalam menyikapi bulan Muharam. Tuntunan itu berupa disunnahkannya puasa pada tanggal 9 dan 10 nya. Dalam Islam diistilahkan dengan puasa Tasu’a (puasa 9 Muharam) dan ‘asyura (puasa 10 Muharam). Hal demikian sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi Saw. sebagai berikut:
PUASA TASU’A
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لئن بقيت الى قابل لا صومن التاسع
Qaala Rasulullah Saw. lain baqiitu ilaa qaabilin la-asuumannat taasi’a
Artinya: Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan”.     (HR Muslim)

PUASA  ‘ASYURA
ان رسول الله سئل عن صيام يوم عا شوراء فقال يكفر السنة الماضية
Anna rasulallah suila ‘an shiyami yaumi ‘aasyuraa-a yukaffirus sanatal maadiyata
Artinya: bahwa Rasulullah saw ditanya soal puasa pada hari ‘Asyura. Beliau bersabda bahwa puasa hari ‘Asyura bisa menghapus dosa (kecil) selama satu tahun sebelumnya”. (HR Muslim)

Untuk itu, Muharam mengingatkan kita agar memanfaatkan bulan itu dengan ibadah puasa sunnah pada tanggal 9 dan 10 nya yang dinamakan puasa Tasu’a dan ‘asyura. Semoga kita senantiasa ditunjukkan pada kebenaran. Amin. 

Minggu, 09 September 2012

Silabus dan Beberapa Komponennya

Berbincang tentang Silabus tentu tidaklah asing bagi kita semua terutama bagi warga pendidikan yang dalam hal ini tenaga pendidik/guru. Setiap guru yang memegang mata pelajaran tertentu diharuskan memiliki pedoman/acuan dalam menyampaikan tema mata pelajaran yang dipegangnya. Acuan tersebut yang dinamakan Silabus. Silabus menurut E. Mulyasa diartikan sebagai kerangka inti dari setiap kurikulum yang menjadi rencana dan aturan tentang implementasi kurikulum, kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum berbasis sekolah, kurikulum dan hasil belajar serta penilaian berbasis sekolah.
Agar silabus itu dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan pada suatu kurikulum, maka silabus itu harus memuat tiga komponen yang harus diperhatikan:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan atau membentuk kompetensi tersebut
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik.
Dengan tiga komponen tersebut diharapkan silabus dapat mencapai sasaran sesuai dengan ketetapan kurikulum.


Referensi by: E. Mulyasa. "Implementasi KTSP -Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah". (Jakarta:                        Bumi Aksara. Maret 2009). hlm. 133

Minggu, 06 Mei 2012

M-A-N-U-S-I-A ( MANUSIA)

Manusia terlahir ke dunia tak bawa apa apa, hanya nyawa dan raga. Suci adanya tanpa dosa. Saat kelahirannya tiba, ia pun merasa sangat bahagia. Karena bahagianya ia terlahir di dunia, mengalirlah air matanya.
10, 20 sampai 30 tahun ia berupaya di dunia untuk hidupnya dan akhirnya ia pun tak merasa bahwa harta yang ia punya telah melalaikannya dari Tuhannya. Sekian puluh tahun mencari harta demi hidupnya tapi lupa akan kewajibannya. benar-benar manusia. pada hal ia hanya punya satu kesempatan dalam hidupnya yaitu berbakti pada Nya.
Pagi hingga petang ia sibukkan dengan dunia, saat liburan tiba atau saat waktu luang ia sibukkan dengan belanja dan gosip/bergadang ria. sungguh aneh tapi nyata. satu kata predikatnya: MANUSIA. Sebanyak apa pun harta atau pangkat  yang kita punya tentu semua itu akan kembali kepadanya. Ingatah bahwa akherat itu lebih kekal. Allah Swt berfirman dalam surat Ad duha ayat 4:
 Artinya : " dan pastilah kehidupan akherat lebih kekal dari kehidupan dunia ".

Semoga kita semua senantiasa diingatkan dan diberikan kemudahan oleh Allah Swt. atas setiap upaya yang akan dan telah direncanakan. Amin.

Kamis, 03 Mei 2012

Lembaga Pendidikan Sebagai Agent Of Change

YASINAN dan LARANGAN



               Yasinan berasal dari kata yasin yang merupakan bagian surat dalam Al Quran menempati urutan ke 36 terdiri dari 83 ayat. Adapun kata yasinan merupakan penggabungan antara YASIN dan imbuhan AN, sehingga artinya itu aktifitas. adapun definisi yasinan yaitu: aktifitas ibadah yang mengkhususkan surat yasin sebagai bacaan. Yasinan biasanya oleh sebagian besar orang diamalkan pada malam jum'at atau pada moment-moment/saat-saat tertentu baik itu tasyakuran atau yang lain secara berjamaah. Yasinan sendiri merupakan sebagian contoh ibadah yang memiliki maksud cinta/mahabbah akan Al Quran. Tentunya Orang yang rutin membaca Al Quran, maka ia akan diberikan petunjuk oleh Allah Swt. Hal demikian sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Isra ayat 9.

 Artinya: sesungguhnya Al Quran itu memberikan jalan yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi orang beriman yang beramal soleh bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang besar. ( QS Al Isra : 9 ).

Amatlah besar pahala yang didapatkan bagi orang yang membaca Al Quran atau orang yang yasinan.

           Namun, yasinan  kan jadi larangan jika niatnya itu bertentangan. Semisal yasinan itu untuk mencari kekayaan atau untuk mendapatkan jabatan semata. Hal demikian sangatlah tidak dibenarkan bahkan larangan. Arti larangan di sini bukanlah larangan/tidak boleh Yasinan, tetapi artinya agar meluruskan niat bahwa yasinan itu untuk ibadah kepada Allah Swt. sebagai mahabbah/cinta Al Quran. Dikarenakan amal/aktifitas yang tidak diniati ibadah maka amal itu termasuk di dalamnya yasinan tidak akan berfaedah/bermanfaat artinya amal itu sia-sia. Hal demikian sebagaimana yang disabdakan Nabi Saw. 

Artinya: sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya (HR. Imam Muhaddisin).

           Tentunya yang terbaik dari itu semua yang harus diperhatikan adalah cinta membaca    Al Quran tidak hanya dikhususkan pada surat yasin saja tetapi juga surat-surat yang lain artinya rutin dalam membaca Al Quran dikarenakan bernilai Ibadah. Adapun aktifitas Yasinan bukanlah hal yang dilarang tetapi dibenarkan selama diniati untuk mendapatkan keridoan bukan untuk mencari jabatan semata. Dengan demikian, niatkanlah semua aktifitas/amal dengan niat ibadah agar dapatkan pahala yang besar dan keberkahan dari Allah Swt. Semoga kita senantiasa diberikan petunjuk oleh Allah Swt. dalam setiap aktifitas dunia dan akherat. Amin.


Senin, 30 April 2012

Mubtada dan Khobar



1.      Mubtada merupakan isim ( kata benda ) yang terletak di awal kalimat dan berfungsi sebagai subjek. Adapun Khobar merupakan isim ( kata benda ) yang terletak sesudah Mubtada’ dan berfungsi sebagai predikat ( penyempurna pengertian kalimat ).
Contoh:    
A.    المدرسة جانب الشارع  ( al madrasatu janibas syari’i )
      Artinya: Sekolah itu berada di samping jalan
Kata  المدرسة berkedudukan sebagai Mubtada’  dan kata  جانب الشارع  berkedudukan sebagai Khobar. 

B.     المقصف وراء المدرسة  ( al maqsofu waroal madrosati )
Artinya: Kantin itu berada di belakang sekolah
Kata المقصف berkedudukan sebagai Mubtada’ dan kata  وراء المدرسة  berkedudukan sebagai Khobar.

2.      Sedangkan Mubtada’ yang diakhirkan atau terletak di akhir kalimat dinamakan Mubtada’ Muakhor dan Khobar yang di awalkan atau terletak di awal kalimat dinamakan Khobar Muqoddam.
Contoh:
A.    جانب المدرسة مكتبة كبيرة ( janibal madrosati maktabatun kabirotun )
Artinya: di samping sekolah terdapat perpustakaan yang besar
Kata جانب المدرسة berkedudukan sebagai Khobar Muqoddam dan kata مكتبة كبيرة berkedudukan sebagai Mubtada’ Muakhor.

B.     على المكتب كتاب غليظ ( ‘alal maktabi kitabun gholidun )
Artinya: di atas meja terdapat buku yang tebal
Kata على المكتب berkedudukan sebagai Khobar Muqoddam dan kata كتاب غليظ berkedudukan sebagai Mubtada’ Muakhor.

3.      Khobar harus didahulukan atas Mubtada’ dengan syarat sebagai berikut:
A.    Mubtada’ berupa Isim Nakiroh (kata benda yang bermakna umum), sedangkan khobarnya berupa Syibhul Jumlah (penyerupaan kalimat).
Contoh:  فى المكتبة كتب ( fil maktabati kutubun )
Artinya: di dalam perpustakaan terdapat beberapa buku
Kata فى المكتبة berkedudukan sebagai Khobar Muqoddam yang berbentuk Syibhul Jumlah                     ( penyerupaan kalimat ) dan kata كتب berkedudukan sebagai Mubtada’ Muakhor yang berbentuk Isim Nakiroh ( kata benda yang bermakna umum ).

B.     Khobar berupa kata tanya ( isim istifham )
Contoh:                اين الكتاب  ( ainal kitabu )
Artinya: di mana kitab itu?
Kata اين berkedudukan sebagai Khobar Muqodam yang berbentuk kata tanya dan kata الكتاب berkedudukan sebagai Mubtada’ Muakhor yang berbentuk benda yang ditanyakan.        

Problem dan Solusi CINTA

Mencinta dan dicinta merupakan fitrah manusia pada umumnya, cinta ini tidak hanya pada lawan jenis (laki/perempuan) saja tetapi juga terhadap sesuatu yang ia senangi, baik itu harta atau tahta. Karena cinta itu fitrah/suci adanya, maka haruslah dijaga dengan sebaik baiknya dan diarahkan kepada tujuan yang mendatangkan manfaat dan keridhaan Allah Swt. Cinta kita pada lawan jenis kita atau bahkan pada yang lain (harta/tahta) tentu harus kita arahkan agar dapatkan kemaslahatan (kebaikan). Memang tak dapat dipungkiri, bahwa terkadang kita dihadapkan pada berbagai problema atau masalah terutama cinta pada kekasih kita. kegelisahan-kebosanan tentu dirasakan. Apakah itu akan jadikan keputusasaan ? jawabnya TIDAK. Tetaplah tegar dan hadapilah tantangan/problema dengan KETENANGAN dan KESABARAN.
kata orang bijak :  " disetiap kesulitan ada jalan keluar/solusi" dalam Islam dikatakan " FAINNA MANGAL NGUSRI YUSRO/ bahwa dalam setiap kesusahan ada kemudahan ". Cinta itu erat kaitannya dengan hati, jika ada problema/masalah maka selesaikan dengan saling mengerti bukan saling benci membenci.